Balitbang Pertanian Hasilkan Kopi Luwak Probiotik
By Admin
nusakini.com - Kopi merupakan salah satu komoditas andalan ekspor Indonesia dan sudah diakui ragam jenisnya di dunia Internasional. Bahkan Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia.
Dalam meningkatkan eskpor dan pendapatan dari devisa negara, berbagai kebijakan perintahkan telah dikeluarkan seperti memperluas perkebunan kopi untuk mencapai produksi 900 ribu ton sampai 1,2 juta ton/ha, juga peningkatan produktivitas dan peremajaan yang harus segera dilakukan.
Produksi kopi Indonesia masih terbilang rendah jika dibandingkan potensi varietas yang ada. Kebanyakan produksi kopi Indonesia adalah varietas robusta yang dinilai masih berkualitas, kopi arabika, dan kopi labrika. Namun Indonesia juga terkenal dengan jumlah kopi khusus seperti “kopi luwak’ (kopi termahal di dunia), kopi mandailing, kopi gayo, kopi toraja.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Dr. Ir. Muhamamad Syakir, saat ini Balitbang Kementan dan Puslit Kopi dan Kakao Jember telah menghasilkan varietas kopi unggul baru yaitu Kopi Luwak Probiotik. Kopi luwak merupakan produk kopi yang dihasilkan dari biji kopi yang telah melalui proses pencernaan binatang luwak, sebab luwak yang mengkonsumsi buah kopi matang telah melewati pencernaan dan keluar sebagai feaces yang dipercaya memiliki aroma yang berbeda.
“Kopi luwak memiliki cita rasa yang spesifik dan istimewa, karena yang dikonsumsi binatang dan buah matang yang sudah diseleksi, serta melalui fermentasi saat dalam saluran pencernaan sebelum dikeluarkan dalam bentuk biji,” ucap Syakir. Karena semakin besarnya permintaan, maka produsen tidak bisa mengharapkan produksi dari kotoran hewan liar, sehingga perlu usaha budidaya binatang luwak guna memproduksi kopi luwak.(19/5/2016)
Dengan teknologi alternatif yang ada, Litbang melakukan upaya yang lebih murah dan ramah lingkungan salah satunya menggunakan mikroba probiotik yang dimiliki oleh binatang luwak. Mikroba tersebut yang berperan dalam pencernaan makanan yang hidup dalam saluran percernaan binatang. Balitbangtan melalui BPTP Bali telah menemukan teknik penggunaan mikroba probiotik yang diisolasi dari saluran pencernaan binatang luwak untuk memfermentasi biji kopi. Dengan teknik tersebut bila didukung bahan baku (kopi petik merah) yang terseleksi ketat, akan memperoleh kopi dengan cita rasa sama dengan cita rasa kopi luwak asli.
Peneliti BPTP Bali Balitbangtan, Ir. Suprio Guntoro mengungkapkan, keunggulan kopi luwak probiotik adalah biaya produksi lebih ringan dibandingkan dengan menggunakan luwak hidup, produksi lebih mudah diprogramkan sesuai kebutuhan, cita rasanya mendekati kopi luwak alam, dapat diproduksi dengan cita rasa yang bervariasi sesuai jenis luwak dan kopinya, serta ramah lingkungan dan dapat menghilangkan perasaan jijik bagi sebagian orang. “Berdasarkan analisa laboratorium adanya proses fermentasi mikroba probiotik luwak, baik dalam perum maupun diluar perut luwak akan terjadi pembentukan beberapa asam organik yang bermanfaat bagi tubuh,” tambahnya.(mk)